Header Ads

ad728
  • Sekilas Berita

    SMA Negeri 4 Wajo Lestarikan Budaya Salam Salim, Bangun Karakter Siswa Berbudi Luhur





    Wajo, 7 Februari 2025 – UPT SMAN 4 WAJO

    UPT SMAN 4 Wajo menerapkan kebiasaan Salam Salim sebagai bentuk penghormatan setiap kali siswa memasuki gerbang sekolah. Menurut Gurunda Rasmi, S.Pd., kebiasaan ini sangat baik untuk membangun sikap saling menghargai antara guru dan siswa.  

    "Kegiatan ini sangat penting untuk dilaksanakan karena dapat membangun rasa menghormati antara guru dan siswa. Selain itu, juga menumbuhkan sikap sopan santun. Dengan adanya Salam Salim, siswa dapat dengan mudah mengenali guru-guru yang ada di sekolah, meskipun belum mengetahui namanya." ujar beliau.  

    Saat ditanya sejak kapan kebiasaan ini mulai diterapkan, beliau menjelaskan bahwa saat masih menjadi siswa di sekolah tersebut, tradisi ini sudah ada. "Saya alumni 2016, dan sejak saya bersekolah di sini, kebiasaan Salam Salim sudah ada. Jika ditelusuri lebih jauh, alumni sebelum saya pasti juga sudah merasakan tradisi ini."  

    Kegiatan Salam Salim sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa. Menurut beliau, ketika seorang siswa terbiasa menyalami orang yang lebih tua, tanpa sadar siswa itu sudah menanamkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua 

    "Sempat ada masa ketika kebiasaan ini hilang dari sekolah, dan saat itu banyak siswa yang tidak lagi menyalami guru saat berpapasan. Namun, setelah kegiatan ini dihidupkan kembali, siswa mulai terbiasa untuk menyalami guru. Ada rasa sopan santun dan penghormatan yang tumbuh dalam diri mereka."  

    kebahagian gurunda Bu Rasmi terpancar ketika disambut dengan baik oleh siswa"Rasanya ceria dan gembira saat disambut oleh siswa. Begitu pula sebaliknya, siswa pasti merasa senang jika ada guru yang menyambut mereka. Minimal saat salim, siswa mengucapkan ‘Assalamualaikum, Fung’, dan guru akan menjawab ‘Waalaikumsalam’. Itu juga termasuk doa di dalamnya."  

    Beliau juga melihat jelas perbedaan antara siswa yang terbiasa melakukan Salam Salim dengan yang tidak.

    "Siswa yang terbiasa menyalami orang tua di rumah cenderung membawa kebiasaan itu ke sekolah, sehingga ia juga akan menyalami gurunya. Namun, bagi siswa yang tidak terbiasa, mereka cenderung hanya melewati guru tanpa menyapa. Hal ini juga terlihat di dalam kelas—setelah pelajaran selesai, hanya sedikit siswa yang datang untuk menyalami guru."  

    Budaya Salam Salim ini diharapkan terus berlanjut dan menjadi bagian dari budaya sekolah, sehingga dapat membentuk karakter siswa yang lebih sopan dan menghargai orang yang lebih tua.  





















    Narasumber: Rasmi, S.Pd.  

    Tim Liputan: Maharani Nurul Aprillia & Keisha Anaya Putri

    Tim Kepenulisan: Nur fitri Ibnu

    Tim penyuntingan: Madinatul Ramadhani

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728