Header Ads

ad728
  • Sekilas Berita

    All For You: Sebuah Pengorbanan


    Eps: 1. Mencari Pemeran Utama. 

    "Kak Ijal!"
    "Yuhhuuu... Mas Rijal, lu di mana?" Dua orang anak manusia itu sedang berjalan dengan santainya menyusuri koridor SMA BINEKA TUNGGAL IKA sambil sesekali meneriakkan nama seseorang.
    "Yan." Panggilan dari gadis berpipi agak chubby itu langsung menghentikan langkah kaki lelaki yang masih saja berteriak itu. Lelaki itu berbalik sambil mengangkat sebelah alis tebalnya. "Kayaknya, Kak Ijal nggak ada di sini," ujar gadis itu sambil membungkuk memperbaiki tali sepatunya.
    "Hmm... Sepertinya juga kita salah lorong," sahut lelaki yang dipanggil 'Yan' itu. "Mungkin Kak Ijal lagi di Mushallah deh. Kan dia anak ROHIS!"
    Natasha langsung mengangguk. "Iyyah yah, kok, kita lupa." Gadis itu kemudian memutar badannya ke kiri arah ke Mushallah. Namun karena suara demo dari perutnya membuat gadis itu berbalik lagi. "Yan, sepertinya kita butuh asupan deh, sebelum MOS. Cari Kak Ijalnya nanti aja," ucap Chaca, bernegosiasi.
    Bryan hanya mengangguk. "Tapi lidah gue masih belum bisa beradaptasi sama masakannya si Tante. Hmm... Jadi kangen masakannya Mbak Janda." Wajah Iyan langsung murung. Ia sangat merindukan masakan dari Mbak Janda kantin yang sangat melagenda di SMP BTI.
    Chaca langsung mengelus bahu Iyan dengan penuh duka cita. "Bersabarlah Wahai Anak Muda, ini baru awal bukan akhir. Mungkin saja nanti kamu akan terbiasa oleh masakannya si Tante Kantin," kekeh Chaca lalu berlari ke arah Kantin.
    "Cha! Jangan lari nanti jat----" Refleks Iyan menutup matanya saat tubuh itu jatuh di tanah. Sungguh, Natasha memang keras kepala. Sontak saja Bryan langsung tertawa terbahak-bahak melihat Chaca yang sedang memarahi Bebek yang entah datang darimana.
    "Dasar Bebek nggak tahu diri!! Kalau nyembrang itu pakai norma kesopanan. Dasar bebek minta digoreng!" bentak gadis itu sambil menghentak-hentakkan kakinya. Tapi bebek yang minta digoreng itu cuma acuh tak acuh lalu berjalan dengan santainya.
    Iyan cuma geleng-geleng kepala lalu berjongkok di depan Natasha. "Kak Mitha dulu pernah bilang, jangan menyalahkan tokoh antagonis saja, salahkan juga tokoh pratogonis yang terlalu lugu dan bodoh," ujarnya sambil membantu sahabatnya itu berdiri. "Jangan mendengarkan cerita dari sudut pandang orang ketiga saja, tapi dengarkan dari sudut pandang orang pertama, orang yang mengalaminya sendiri."
    Chaca langsung menghentikan langkahnya. "Jadi, kita bukan pemeran utama di dalam kisah ini?"
    Iyan langsung menggeleng. "Bukan. Emangnya konflik kita apa?"
    Natasha langsung memanyunkan bibirnya. "Beneran kita bukan pemeran utama? Kok, Andis jahat banget!"
    Lelaki itu langsung mengacak-acak rambut gadis itu lalu menoyornya. "Kajja! Kita cari pemeran utama kisah ini!" ajak Iyan sambil berlari. Disusul oleh Chaca yang masih kecewa akan takdirnya. Dia ingin menangis saja sekarang. Kalau boleh ia mau memaki Andis dan memukulnya sampai habis. Dasar Author yang tidak tahu diuntung.
    *****
    Tap... Tap... Tapp...
    Suara perpaduan antara alas sepatu dan ubin lantai itu, mengisi keheningan yang terjadi di koridor kelas itu. Bisa dibilang orang itu cantik, dengan rambut panjang dan bibir merahnya. "Bunda Yu!" Sontak langkah kaki gadis berjas MPK itu langsung berhenti di tempat saat suara cempreng dari seseorang yang ia kenali memasuki indra pendengarannya.
    "Bunda Yu! Tunggu!" Gadis yang menjabat sebagai Ketua MPK BTI itu hanya mengerutkan dahinya. Tatapannya masih tertuju pada kedua orang remaja yang masih saja mengontrol napasnya.
    "Bunda Yu! Lihat Kak Ijal nggak?"
    "Rijal maksud lo?" tanyanya, memastikan.
    "Iyyalah, Bunda Yu! Kak Ijal yang bercita-cita sebagai Ketua Rohis BTI generasi ke-3!" Chaca langsung mengegas yang membuat Iyan meringis.
    Ayu hanya mengedikkan kedua bahunya. "Mana gue tahu. Emangnya gue Emaknya? Istrinya? Pacarnya? Kakaknya? Tetangganya? Sekelasnya? Bukan kan?" Ayu langsung menatap Natasha dengan tatapan sulit untuk dijelaskan. "Rijal itu bego yah? Keluar dari Kelas Khusus! Mengeluarkan dirinya sendiri dari OSIS! Menolak menjadi Duta! Hanya untuk ngejar cita-cita dia jadi Ketua Eskul Rohis!" Setelah mengatakan itu, gadis bernama asli Rahayu Velet itu langsung pergi dari sana. Tak lupa memperbaiki jas MPK-nya.
    Bryan langsung menatap Natasha. "Kak Ijal bodoh yah?'
    "Bodoh setelah putus sama Kak Anghy. Namanya juga cinta, Yan. Orang sepintar apapun bisa jadi bodoh gegera love!"

    ****
    "Baiklah, rapat OSIS kali ini selesai. Dan gue harap supaya semua anggota OSIS sabar untuk menghadapi para adik kelas yang susah diatur. Selama menjalankan MOS!" Gadis manis yang menjabat sebagai Bendahara OSIS itu menutup rapat dengan senyum khasnya. Lalu merapikan beberapa proposal penting yang sudah dibaca oleh Sang Ketua OSIS. Gadis itu sudah terbiasa dengan tingkah Ketua yang tidak bisa diandalkan itu.
    "Fra, gue mau ke Belanda hari ini. Lo tenang ajah, yang bakal mimpin MOS hari kedua ini Zero." Mendengar penjelasan dari Ketua OSIS itu membuat gadis yang dipanggil 'Fra' itu melotot.
    "Lo bilang apa tadi, Res? Zero! Emangnya Zero bisa?" Afraliyah Jerickho, Putri Sulung dari Bapak Chiko itu membentak untuk keseratus kalinya hari ini karena keputusan terburu-buru dari tetangganya itu.
    Fahresa Rifalda M, hanya terkekeh lalu berdiri. "Bisalah, Fra. Dia kan, Zero! Calon penerus Keluarga Alexander!" Setelah itu Fahresa langsung keluar tak lupa memberikan elusan kecil di puncuk kepala tetangga sekaligus Mantan Tunangannya itu. Afra langsung memekik, pekikan yang telah dia tahan 10 jam ini. Dari pagi sampai sore Fahresa sudah memberikannya banyak penderitaan.
    Tanpa Afra sadari dua orang remaja yang masih memakai baju olahraga mereka sedang menatap dengan khidmat, biasa tontonan gratis. Lumayan untuk gosip. Kedua remaja itu saling menatap lalu tersenyum. Tapi kemudian menggeleng secara bersamaan. "Sepertinya bukan mereka deh, Yan," ujar Chaca sambil turun dari atas bangku dan duduk di sana. Iyan juga ikut duduk.
    "Iyyah, sepertinya juga bukan mereka. Karena kata Kak Andis pemeran utamanya adalah orang yang punya luka yang sangat-sangat besar di masa lalu!"
    "Hmm... Siapa yah?"
    "Mungkin, Ryan kali," sahut Chaca yang membuat Iyan merubah mimik mukanya.
    "Mana ada! Jangan Rynalah, gue capek ngurus kisah dia yang terlalu dramatis!" tolak Igan dengan nada yang berlebeh-lebay.
    "Yaelahhh... Lu mau kisah yang gimana, Yan? Yang religi atau yang fantasi?" Untuk kesekian kalinya Natasha mengegas yang membuat Iyan kembali meringis. "Kalau mau yang religi yah, ceritanya Ketua Rohis sama Sekertaris Rohis," decak gadis itu sambil menendang batu krikil yang entah datang darimana. Namun sedetik kemudian mereka saling menatap seperti mendapatkan sebuah jawaban. Senyum penuh syukur terpancar dari wajah keduanya. Entahlah mereka bahagia sekarang.
    Iyan langsung berdiri dari duduknya. "Yuk, temuin Kak Jal, kita udah dapat jawabannya," ajak lelaki beralis tebal dengan pahatan wajah bak Dewa Yunani itu.
    "Pasti Kak Jal bakal bangga sama kita."
    ****
    "Alhamdulillah... Gue udah bisa hapal surah Al-Kahfi! Alhamdulillah... Enggak sia-sia keluar dari OSIS buat hapal surah ini." Oke, yang sedang mengucapkan syukur tanpa henti itu adalah Rijal Rizaldi, lelaki yang menjadi kandidat terkuat untuk menjadi Ketua Rohis BTI generasi ke-3 itu sedang mencium Al-Qur'an di tangannya tanpa henti. Jujur, ia bahagia setelah sekian lama ia tak bisa menghapal surah lagi, dan sekarang ia bisa. Sungguh kebahagiaan yang tak tertahan untuk Jomblo ditinggal pas lagi sayang-sayangnya seperti seorang Rijal Rizaldi. Namun kebahagiaannya sirna saat suara cempreng yang menggema memanggil namanya.
    "KAK JAL! MANTANNYA KAK NGHY! DUO KONCO PUNYA BERITA BUAT KAKAK!"
    "Paan sih?" Ijal berdiri dan berjalan keluar Mushallah. Tak lupa menenteng Al-Qur'an kesayangannya. "Kalian udah tahu jawabannya?" tagihnya pada dua junior satu tingkatnya itu.
    "Ya Lah... Pasti Kak Mitha kan?"

    *****
    Nantikan Episode Selanjutnya, Hanya Di sini dan Tetap Di sini.
    Salam AndiSabina.
    "Tidak semua Pemeran Utama akan muncul diawal Kisah. Kalian harus menunggu, dan menunggu sampai Takdir mengijinkan kalian membaca Kisahku." -MNK.

    Eps Selanjutnya.
    "Tha, semuanya udah siap. Anak Jurnalistik sudah bersiap untuk merekam moment yang bersejarah ini."




    Biodata penulis:
    Nama Lengkap            : Andi Nurghinaya
    Kelas                              : X IIS KHUSUS
    Tempat,tanggal lahir : Anabanua, 12 Oktober 2004
    Cita-cita                        : Penulis, Jurnalistik, Pengacara, Pemilik Agensi.
    Hobi                              : Menulis

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728