Pelatihan Jurnalistik: Bentengi Pelajar dari Hoaks, Cetak Jurnalis Beretika Sejak Dini
Wajo, 26 Oktober 2025 — Di era digital yang serba cepat, informasi menyebar begitu luas, namun tidak semuanya akurat. Menyikapi hal tersebut, pelatihan jurnalistik bagi pelajar dinilai penting sebagai langkah membentengi generasi muda dari informasi palsu atau hoaks.
Menurut Salman Alfarisi, jurnalis berpengalaman, kegiatan ini memiliki peran besar dalam membentuk pelajar yang cerdas dan beretika dalam mengolah informasi.
“Pelatihan jurnalistik seperti ini sangat berguna ke depannya bagi adik-adik sebagai penangkal hoaks. Saya berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti pada dasar-dasar jurnalistik, tetapi juga mendalami etika dan cara peliputan di lapangan,” ujar Salman dalam wawancara.
Peran Pendidikan dan Jurnalis Senior.
Salman menekankan bahwa nilai kejujuran dan tanggung jawab dalam dunia jurnalistik perlu ditanamkan sejak di bangku sekolah. Menurutnya, sekolah merupakan tempat ideal untuk melahirkan jurnalis muda yang berintegritas. Setelah menguasai dasar jurnalistik di lingkungan sekolah, para pelajar diharapkan dapat berkiprah di media lokal Kabupaten Wajo.
Ia juga menyarankan agar pelajar aktif terlibat dalam kegiatan sekolah seperti rapat guru, lomba, atau event seperti Porseni sebagai ajang latihan jurnalistik.
“Itu semua bisa menjadi momen untuk belajar dan mempraktikkan langsung dunia jurnalistik,” tambahnya.
Keseimbangan Teori dan Praktik.
Selain pemahaman teori, Salman menekankan pentingnya praktik langsung dalam kegiatan Diklat Jurnalistik.
“Setelah pemberian materi, sebaiknya peserta juga diberi kesempatan praktik. Kalau hanya teori tanpa praktik, kita tidak akan tahu bagaimana menghadapi kondisi di lapangan,” jelasnya.
Ia berharap peserta dapat turut meliput berbagai kegiatan sekolah sebagai bentuk penerapan ilmu yang diperoleh.
Kode Etik, Fondasi Utama Jurnalis.
Memahami Kode Etik Jurnalistik sejak dini menjadi hal penting bagi calon jurnalis muda. Dengan berpegang pada kode etik, mereka dapat menghindari kesalahan dan menjaga kepercayaan publik.
“Kode etik adalah dasar dari setiap peliputan. Jika dilanggar, audiens tidak akan lagi percaya pada berita yang kita sampaikan,” tegas Salman.
Menanamkan Semangat Profesionalisme.
Sebagai wartawan berpengalaman, Salman juga mengajak peserta untuk menumbuhkan semangat profesionalisme dan keberanian menyuarakan kebenaran.
“Profesi wartawan adalah profesi terhormat. Kita harus bergaul dengan pemerintahan atau pejabat terkait agar memiliki jangkauan sosial yang luas,” ujarnya.
Pesan untuk Peserta dan Panitia.
Di akhir wawancara, Salman berpesan agar seluruh peserta dan panitia terus menjadi penyebar informasi yang faktual dan menghindari berita palsu.
“Sebagai generasi muda, kita dituntut menjadi penangkal hoaks. Saya berharap Diklat Jurnalistik ini dapat memberikan pengalaman yang mendalam tentang dunia jurnalistik,” pungkasnya.
Narasumber: Salman Alfarisi
Tim Liputan: Keisha Anaya Putri & Nadya Sry Fertiwi
Penulis: Alim Muliawan
Penyunting: Sil Fia

Tidak ada komentar