Wow! Pertunjukan Dunia I La Galigo Ternyata Diperankan Oleh Alumni SMAN 4 Wajo
BULETIN PRISMA, Wajo -Sempat tidak pernah dipertunjukkan selama 7 tahun setelah berlabuh di Makassar tahun 2011, kini cerita I La Galigo kembali lagi dipentaskan di teater Ciputra Artpreneur, Jakarta pada tanggal 3, 5, 6, dan 7 Juli 2019 dan ini merupakan pengembangan layar yang kedua kalinya setelah pertunjukan terakhirnya tahun 2018 pada IMF World Bank Annual Meetings di Bali.
Karya sutradara Robert Wilson yang dipersembahkan oleh Bali Purnati Foundation ini adalah sebuah mahakarya sastra dunia yang sangat spektakuler. Panjang naskahnya 6.000 halaman melampaui cerita Mahabharata dan Batarayuda. Itulah mengapa acara ini mendapat banyak pujian di kalangan seniman bahkan sampai Ketua DPR RI karena pertunjukan ini memiliki misi untuk mengenalkan kekayaan tradisi nusantara kepada masyarakat luas.
Disamping pementasan panggung yang sangat mengagumkan, pasti tidak lepas dari kerja sama tim yang profesional sehingga acara ini berlangsung meriah dan lagi-lagi salah satu aktornya berasal dari alumni SMAN 4 Wajo.
Namanya Askar. Tidak seperti Tutut yang hanya pemain pembantu film Anak Muda Palsu, namun pria kelahiran Paselloreng ini ternyata menjadi pemain inti setelah melewati berbagai tahapan.
"Sebagai pemain inti, saya merupakan aktor dan penari generasi ketiga dengan pergantian beberapa pemain yang telah disaring melalui tahapan seleksi bakat yang ketat dibeberapa provinsi di Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Askar Lacapila itu.
"Saya juga memerankan beberapa karakter dibeberapa scene di pertunjukan I La Galigo dan melakukan 11 kali pergantian kostum," lanjutnya.
I La Galigo ini merupakan sebuah naskah yang diadaptasi dari sureq mitos peradaban bugis kuno di Sulawesi Selatan yang ditulis antara abad ke-13 dan ke-15, menceritakan tentang petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, upacara pernikahan yang rumit dan pengkhianatan.
Pertunjukan yang diproduseri oleh Ibu Restu Kusumaningrum ini mempunyai 300.000 bait syair . Hal ini membuktikan I La Galigo sudah menyaingi cerita Mahabharata yang sebelumnya sudah terkenal. Bahkan pertunjukan ini sudah dilihat oleh 8 Negara dan 12 Kota di dunia termasuk New York dan sudah diakui oleh UNESCO sebagai "Memory Of The World".
Tidak heran jika I La Galigo ini menjadi salah satu karya sastra terbesar dan terpanjang di dunia. Selain itu, rasa bangga tentu dirasakan oleh setiap pemain terutama alumni SMAN 4 Wajo ini.
"Sangat bangga tentunya menjadi salah satu aktor dan penari dalam pertunjukan I La Galigo ini. Mendapat banyak ilmu baru dari salah satu sutradara terbaik dunia dan beberapa coach seniman yang ahli dalam bidangnya," tutupnya.
Penulis : Miftahul Janna
Penulis : Miftahul Janna
Tidak ada komentar