Jejak Apik Dari Yasser
Yasser bersama Penulis |
Aku mencoba bersua namun tak bisa karena beliau selalu sibuk. Akhirnya, aku memberanikan diri bergumam dengannya lewat via WhatsApp. Untungnya, sebelum aku bertanya terlebih dahulu ada percakapanku sehingga aku bisa mengalihkan pembicaraan. Setelah berujar, alhasil aku kembali dengan keputusan yang tak tentu. Dalam khayalku, akankah balasanku akan sepadan lagi dengan yang lalu?. Aku benar-benar gaduh kala itu. Yang kupikirkan akhirnya terjadi, persoalan itu kembali menghantuiku hingga membuatnya nyaris selaras dengan soal kimia. Kurang lebih 2 bulan disuguhkan dengan perkara tersebut, akhirnya aku menemukan titik terang. Padahal dalam batinku, mungkin akan lama lagi kudapat responnya. Yang benar saja, dia yang renggang nampak di sekolah bahkan jam tidurnya kadang hanya terbilang menit saja. Namun, masih menyempatkan waktunya mengurus hal yang menurutku tidak kalah penting dengan kesibukannya yang lain. Yang kucerna dari jawabannya bahwa beberapa hari kemudian aku bersama temanku akan melakukan kunjungan redaksi ke ranah yang akhir ini merengkuh penghargaan dalam acara yang bertajuk Indonesia Awards 2019, yah tepatnya di Sulawesi Barat, Kabupaten Majenne.
“agenda saya untuk minggu ini masih padat nak, jadi coba cari pembina yang bisa dampingi,” ujarnya dalam via WA. Walaupun seakan tak bisa kuterima, namun asumsiku berkata urusannya jauh lebih esensial dari ini. Selang 18 menit percakapanku, seketika tatapanku kosong membaca balasannya yang satu ini. Dalam hatiku, jikalau aku dalam situasi ini, mungkin setelahnya aku akan berselang infus di rumah sakit. Yah, beliau mengirimkan jadwal kerjanya selama 7 hari berturut-turut(1 minggu). Waktu yang lumayan lama namun sangat menggurah daya dan pikiran. Apalagi ada sosok perempuan yang menantinya dengan 2 anaknya. Namun, melihat kesibukannya yang super padat siapa sangka tangggungannya tetap terpampang harmonis di berbagai sosial medianya. Setelah membaca agenda tersebut, tak ada jawaban lain selain mengiyakan saja dan berusaha mencari pembina untuk mendampingi keberangkatan kami. Pak Arif selaku wakil kepala sekolah urusan kesiswaan-pun bersedia menyandingi dengan syarat harus pula ber-iringan dengan pembina bagaimana-pun sibuknya. Sepulang dari kegiatan sana sini, aku kembali bersua dengannya. Tidak lebih 5 menit percakapanku, aku lagi-lagi melongo dibuatnya. Pasalnya, letih yang dibawa pulang belum tuntas dan harus dipaksa terulang demi keluarga tercinta. “insyaallah saya akan dampingi, tapi waktunya belum tentu karena mertua saya sedang sakit, jam 9 malam saya tinggalkan rumah dan kembali ke rumah lagi jam 2 malam karena besok ada rapat yang harus saya hadiri,” ujarnya. Mendengar perkataannya, aku hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Betul-betul potret diri yang patut dijadikan replika kehidupan.
BIODATA PENULIS
Nama : Miftahul Janna
Kelas : XII MIA Khusus
Tempat tanggal lahir : Salodua, 24 Maret 2002
Hobi : Menonton dan menulis
Kelas : XII MIA Khusus
Tempat tanggal lahir : Salodua, 24 Maret 2002
Hobi : Menonton dan menulis
Tidak ada komentar